Kupersembahkan Blog Ini Untuk Orang Yang Pernah Mendiami Relung Terdalam di Hatiku, "BINTANG"

Pages

Senin, 26 Desember 2011

Pertemuan Pertama

Pagi itu, kira-kira pukul 08.00, dengan memakai seragam biru putih, saya berangkat ke sekolah. Seperti biasa, saya menggunakan angkot ABG (Arjosari Borobudur Gadang). Clana saya plorotin sedikit, rambut mode british. Seperti itulah gaya berpakaian saya ketika SMP. Banyak gadis bahkan kakak  tingkat yang kepincut dengan penampilan itu. Hehehehe.

Hari itu adalah hari Minggu. Lhoh? Hari Minggu kok masuk sekolah? Begini ceritanya, Hari Minggu, 5 Agustus 2007, tepatnya di SMAN 3 Malang  ada SKI Quiz & Callygraphy Competition. Saya diikutkan oleh guru agama saya, kebetulan saya dengan guru-guru agama itu sangat dekat sekali. Bisa dikatakan anak emasnya para guru agama lah. Walaupun nakal-nakal gini kalau urusan agama suka mbuat guru pusing menjawab pertanyaan dan statemen-statemen aneh saya. (Berarti sama-sama nakal ya? hhe)

Dari SMPN 5 Malang ada 2 tim yang maju. Oiia, ini adalah lomba cerdas cermat islam. Satu tim terdiri 11 orang, eh maksud saya 3 orang. Saya laki-laki sendiri di tim. Lainnya perempuan, yang satu teman sekelas saya ketika kelas VIII, satunya lagi adalah adalah siswi yang selama ini saya amati sejak saat kelas VIII. Tahun itu saya awal kelas IX.

Hati siapa tidak senang bisa duduk di samping seorang siswi yang selama ini diidam-idamkan? Begitulah suasana hati saya saat itu. Di awal perlombaan skor kelompok kami masih kalah dengan kelompok satunya. Tapi pada final kami berhasil mendapat juara 2. Sedangkan kelompok satunya mendapat juara harapan kalau tidak salah.

Ketika pulang dari acara saya mulai memberanikan bicara dengan Bintang, iya saya suka menyebutnya Bintang. Karena dia telah menerangi hati saya. Saya bertanya sesuatu dan dia menjawab dengan jawaban yang menjengkelkan. Saya semakin penasaran saja. Di sekolah saya sering berpapasan, atau melewati dia saat duduk-duduk di depan kelas. Tidak ada kata yang diucapkan, kami hanya saling tersenyum. Rupanya senyuman-senyuman inilah benih yang semakin menumbuhkan cinta di antara kami berdua.

Beberapa minggu kemudian, di sekolah ada perlombaan pidato, dia rupanya juga ikut. Saat dia selesai tampil kalau tidak salah saya pura-pura memuji. Biasa, cari perhatian. Hahaha.. Dasar lelaki.. Akhirnya kami terhalang oleh sesuatu, tidak saya ceritakan di sini. Tapi itu hanya berlangsung 1 bulan. Setelah itu kami dekat lagi. Semakin hari semakin dekat. Berbagai cara saya lakukan untuk semakin dekat dengannya. Mulai dari surat-suratan (saat itu saya belum punya HP), pura-pura pinjam buku (Kalau tidak salah saya pinjam buku fisika),  atau apa pun yang penting bisa membuat saya semakin dekat.

Rupanya bunga-bunga kasih telah semakin mekar di sela-sela hati kami. Satu hari tidak bertemu rasanya lamaa sekali. Kerinduan mulai membuat hati kami menggigil. Apa lagi saat-saat itu saya sangat membutuhkan kasih sayang. Ketika itu awal-awal saya harus berpisah dengan orang tua secara fisik. Sekolah bagi saya adalah surga al maqom al amin. Tempat paling aman untuk mencurahkan segala kerinduan. Tempat untuk tersenyum bahagia.

Tidak jelas kapan kami mulai bersatu untuk menjadi sepasang kekasih. Tidak pernah ada ritual nembak di antara kami. Semua berjalan begitu saja. Dan tali kasih ini semakin erat mengikat jemari kami. Hari demi hari selalu kami lewati bersama. Susah bahagia, senyum dan tangis selalu kami bagi. Saya selalu terharu ketika mengenangnya. Betapa cinta yang pernah menajdi kisah saya sangat indah. Iya, kisah yang indah, seindah binar matanya, Bintang..

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More