Kupersembahkan Blog Ini Untuk Orang Yang Pernah Mendiami Relung Terdalam di Hatiku, "BINTANG"

Pages

Kamis, 15 Maret 2012

Bilal Jumat Jatuh Cinta

Cerita saat kami belum bersama.

Siang itu, kira-kira pukul 11.00 siang. Seperti biasa, setiap hari Jumat seluruh siswa SMPN 5 Malang harus Shalat Jumat di Mushalla. Mushalla cukup kecil, sehingga siswi dan ibu-ibu guru bertempat di luar. Suara riuh berpindah terfokus pada Mushalla dan Aula yang berdempetan. Begitulah anak-anak SMP jika sudah bersama teman pasti ribut.

Aku adalah mu'adzin Jumat tetap di Mushalla itu. Dua kali menjadi mu'adzin terbaik se-Kota Malang tingkat SMP membuat guru-guru memberikan amanah di Mushalla tersebut. Hal itu cukup memberikan ketenaran padaku, di sisi lain aku tenar sebagai ketua gerombolan. Di sekolah kan pasti ada kelompok-kelompok (Baca : Geng).

Di luar sana cuaca tampak benar-benar terik. Terlihat dari jendela yang terbuat dari kaca bening, sebening kedua bola mata orang yang saat itu menghiasi istana cintaku. Waktu sudah menunjukkan masuknya dhuhur. Aku mengumandangkan adzan pertama, biasanya lagu muammar (Melayu) dg nada hingga jawwabul jawwab. Kemudian shalat sunnah sejenak.

Setelah itu aku menyampaikan hadist mengenai kewajiban mendengar Khotib yang sedang berkhutbah. Yang seperti ini disebut bilal. Bilal pasti menghadap ke jamaah. Sambil terus berkumandang dg suara Hijaz (Lagu bahagia), aku memandangi setiap sudut di depanku. Aku seperti melihat mutiara-mutiara yang sedang bersinar di depanku.

Ada dua hal yang biasa kucari saat memandang. Ma'lumlah, anak SMP meskipun jadi bilal ya pikirannya ke mana-mana. Yang pertama Pak Gum, seorang guru tata tertib yang paling menakutkan. Yang kedua adalah seorang bidadari yang sejak beberapa bulan lalu menjadi sorotan dalam panggung asmaraku.

Adalah Bintang yang beberapa waktu ini juga sering berada tepat di depan pintu mushalla sebelah belakang. Aku tak kesulitan mencarinya, cahaya wajahnya selalu membuatku terpana untuk mendapatkan kesegarannya.  Sekalipun ia terletak di antara kerumunan banyak siswi lain, aku juga tak kesulitan mendapatkannya. Cintanya yang begiru wangi akan menuntun seluruh inderaku untuk menemukannya.

Aku melihatnya berbisik dengan teman akrabnya. Mungkin sedang membicarakanku. Membuat jantungku berdegup semakin kencang. Sepertinya panah cinta yang telah menancap tepat di tengah hatiku, kembali terpahat untuk semakin dalam masuk. Mata panah itu semakin menyebarkan racun kerinduan ke dalam seluruh aliran darahku.

Setelah Shalat Jumat selesai, aku cepat-cepat keluar ikut merapikan karper di aula, agar bisa melihatnya dari kejauhan. Jika kebetulan saling menatap, aku hanya tersenyum sambil mengangguk tanda penghormatan untuk malaikat yang sepertinya turun dari langit. Jika ia tak sedang menatapku, aku melihatnya dari atas sampai ke bawah.

Kenapa Tuhan begitu hebatnya menciptakan makhluk cantik ini. Begitu mempesona dan menumbuhkan getar-getar kasih pada setiap kulit ariku. Aku telah semakin jatuh cinta kepadanya. Waktu itu begitu kuingat. Hingga aku pulang dan menunggunya keluar dari gerbang. Biasanya akun mengamati di Halte seberang sekolah. Jika ia sudah pulang, aku pun pulang. Sambil berdoa semoga dia menjadi milikku.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More