Kupersembahkan Blog Ini Untuk Orang Yang Pernah Mendiami Relung Terdalam di Hatiku, "BINTANG"

Pages

Jumat, 20 Januari 2012

Perpecahan

Saya teringat dengan perkataan salah seorang teman. Dia adalah teman yang cukup dekat dengan saya. Kebetulan kami tergabung dalam komunitas Indigo di sekolah. Kami selalu bekerja sama dan saling membantu untuk hal-hal tertentu. Khususnya dalam masalah yang tidak rasional dan sulit dinalar. Berbekal kelebihan kami masing-masing. Kebetulan penglihatan mata lahir teman saya tersebut lebih waskita dari saya. Sedangkan saya kebetulan memiliki basic penyembuhan dan penglihatan mata batin.

Suatu ketika dia mengatakan bahwa dalam mimpinya saya jatuh ke dalam jurang akibat melihat sosok wanita cantik berbaju merah. Saya sempat menceritakan mimpi teman saya pada kekasih. Kekasih saya meyakinkan "Sudahlah sayang, tidak akan terjadi apa-apa di antara kita". Saya pun tersenyum dan kembali yakin. Hari demi hari saya lewati dengan sedikit kecemasan. Saya tidak ingin berpisah dengan kekasih saya walaupun hanya sekejap mata. Dia terlanjur memberikan nafas kehidupan untuk paru-paru rindu yang saya miliki. Dia telah memberikan kekuatan untuk jantung saya terus berdegup. Dia adalah segalanya. Iya, segalanya.

Benih-benih kehancuran telah saya rasakan. Pelangi yang selama ini menghiasi taman-taman cinta kami perlahan memudar. Sinar cintanya kian meredup. Kehangatan kasih sayangnya tiba-tiba menyengat bagaikan matahari saat siang hari di tengah padang gurun. Sangat terik. Semilir angin yang berhembus saat saya terlelap di sampingnya berubah menjadi badai yang menghantam relung-relung halus di hati saya. Ucapan lembutnya semakin sirna tergantikan oleh sambaran-sambaran pedas. Tiada lagi keharmonisan.

Seorang gadis adik kelas saya yang menjadi pemicu. Walaupun bukan pemicu satu-satunya. Karena di pihak kekasih saya pun sama, ada yang lain. Namun saya tidak akan membahasnya. Biarlah, seolah-olah ini memang sepenuhnya salah saya. Entah terbius oleh racun apa saya. Entah terhipnotis oleh sihir tingkat apa saya waktu itu. Dengan mudahnya saya takhluk terhadap gadis itu. Saya harus melalikan kekasih yang selama ini menjadi tempat meletakkan kebahagiaan dan sakit. Bukan hanya kekasih yang akhirnya pergi, bahkan saya harus terlibat permusuhan dengan guru Fiqh saya akibat gadis ini.

Seperti teradu domba tanpa sadar. Bahkan saya pernah terkena santet akibat masalah ini. Beruntung saya sedikit paham mengenai berbagai macam sihir dan penangkalnya. Akhirnya saya tidak sampai parah terkena, bahkan pengirim saya buat masuk rumah sakit atas izin Allah. Tapi bukan ini fokus cerita saya. Karena mungkin di antara pembaca ada yang kurang atau bahkan tidak yakin dengan hal seperti ini.

Sekali lagi, bahwa saat itu saya seperti ada dalam perangkap. Tanpa sadar, setelah sekian lama saya berpisah dengan kekasih akhirnya saya sadar. Saya bangkit dan berusaha meninggalkan gadis itu. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk memtuskan hubungan dengan dia. Saya tidak peduli dia keluarga kiyai atau apalah. Yang jelas setelah berjalan lama dan hasil analisa saya, ternyata dia termasuk salah satu anak indigo dengan kelainan mental. Tetapi dia memiliki kemampuan alami untuk mempengaruhi dan menakhlukkan orang, khususnya lawan jenisnya.

Beruntung saya pernah dibekali ilmu kepekaan hati oleh salah seorang guru. Beruntung pula saya belum sempat ada ikatan apa pun denga gadis itu. Jadi bisa dikatakan bahwa sampai detik ini saya tetap sendiri setelah perpecahan itu. Sedangkan kekasih saya saat itu sudah menjalin ikatan dengan yang lain. Rupanya kesadaran saya benar-benar terlambat. Bahkan air mata darah saya pun tidak ada nilainya di mata kekasih yang selama ini saya bangga-banggakan.
 
Ini mungkin memang salah saya, sekalipun saya tidak sepenuhnya sadar. Semua sudah terlambat, tetapi keterlambatan saya tidak boleh berlarut. Memang ini sempat membuat saya terpuruk dan tersiksa. Bagaimana mungkin bisa, setelah terbangun dari tidur yang tidak terlalu panjang, tiba-tiba saya harus disuguhi pemandangan kemesraan kekasih saya dengan yang lain. Saya tahu jauh di lubuk hatinya masih tersemat nama saya. Hanya saja secara psikologis memang perempuan akan lebih mudah menambatkan hatinya pada laki-laki lain saat hatinya terluka. Saya tidak bisa menyalahkannya.

Sekitar dua setengah tahun ini saya lalui sendiri. Menahan luka yang sangat. Hampir setiap bulan sakit saya kambuh hanya karena stress memikirkan kekasih saya. Sangat ironis, padahal saya adalah ahli terapi air muda dengan ratusan pasien yang sembuh dari berbagai penyakit berat. Tidak ada yang mampu menghapuskan rindu yang tiada bertepi ini. Tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali menunggu keajaiban. Untuk sedikit meredakan menggigilnya hati saya karena kerinduan ini, saya hanya bisa menuangkan semuanya lewat cerita dan puisi. Setidaknya di sela sakit saya, masih ada yang bisa dihasilkan dan tidak sia-sia. Saya lebih memilih ini daripada harus menanggapi banyaknya gadis-gadis cantik yang berseliweran dalam kehidupan saya. Setidaknya ini bentuk penjagaan hati saya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More