Kupersembahkan Blog Ini Untuk Orang Yang Pernah Mendiami Relung Terdalam di Hatiku, "BINTANG"

Pages

Kamis, 16 Februari 2012

Sepanjang Jalan

Festival Malang Tempoe Doeloe
Cerita dua tahun silam,

Langit pagi ini nampak cerah. Secerah hatiku yang sedang terhiasi sinar mentari dari kejauhan. Dialah cintaku yang sejak semalam menaburkan bunga-bunga kegembiraan di seluruh hamparan auraku. Sejak tadi malam aku tak bisa tidur. Bukan karena resah, namun karena sebuah harapan. Aku berharap waktu berputar lebih cepat dari biasanya. Setiap saat kupandangi jam dinding warna coklat di sebelah barat dinding kamar tidurku. Dentuman jarumnya seolah mengiringi kerasnya degub jantungku yang sedang memompa darah begitu kuatnya.

Sejak beberapa waktu yang lalu kami berjanji akan bertemu untuk saling melepas rindu mengucap kasih. Sepertinya sudah lumayan lama kami belum bertemu. Rasa rindu kian menyelimuti hati ini dengan awan dingin yang begitu tebal. Akhirnya, hari ini tiba. Kami akan bertemu kira-kira jam 9 pagi. Sebenarnya kami ingin lebih pagi, namun masing-masing memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Setelah melihat jam yang jarumnya sudah hampir menuju setengah 9, saya segera mandi dan ganti baju. Bercermin berulang-ulang untuk meyakinkan bahwa saya pantas keluar dengan dia.

Seperti biasa, saya naik angkutan ABG, turun di dekat gerbang RS Lavalette. Rupanya sudah tampak sang pelita hatiku menunggu dengan baju merahnya. Begitu menyala seperti cintanya yang sedang merekah. Tatap matanya menenggelamkanku dalam buaian kasih sayangnya. Pesona senyumnya membuatku lepa segalanya. Hanya ada aku, dia dan cinta. "Sudah lama sayangku?" Kataku sambil tersenyum antara bahagia dan sok ganteng. Hehehe. Maklumlah, di depan pujaan hati, siapa yang tak akan mempersembahkan segalanya?

"Ndak kok mas.." Katanya sambil tersenyum. Yang tanya kekasihnya, pasti jawabnya gitu. Hahahaha. Ya begitulah cinta yang tak ingin membuat kekasih tersinggung. Bibirnya hari ini terlihat sedikit merah, entah karena memakai lipstik ataukah bagaimana, yang jelas hari ini dia begitu cantik. "Kita ke mana sayang?" Tanyaku dengan nada sedikit berwibawa. "Ke TS-Net dulu aja mas.." dia menjawab dengan tutur lembutnya. Ah semakin menggelorakan cintaku saja.

Di warnet sudah lumayan lama, kemudian kami berjalan kembali ke arah selatan. Karena lapar, makan dulu di sebuah warung soto. Sepertinya warung ini baru buka. Setelah lumayan kenyang, kami meneruskan perjalanan. Bingung harus ke mana. Akhirnya kami putuskan untuk ke Festival Malang Tempoe Doeloe. Ini kali kedua kami ke sini. Dulu pertama kali kami ke sini, saya memakai seragam biru putih, sedangkan dia memakai baju berwarna kuning. Di tengah perjalanan dia membeli sesuatu. Sepertinya hampir sama dengan bros yang pernah kubelikan di pameran di lapangan rampal waktu awal-awal pendekatan dulu.

Dia terlihat lelah, kami segera pulang menggunakan angkutan MM. Dia mengeluh sakit pada perutnya, untungnya saya lumayan paham titik syaraf. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi rasa sakitnya dengan menotok titik di telapak tangannya. Tangannya begitu lembut dan hangat, karena ini darurat, saya harus menyentuhnya. Syukur, akhirnya berkurang juga sakitnya. Sepanjang jalanan ini terasa indah kala di sampingnya. Kami duduk di depan samping sopir. Langit sore yang sedikit mendung mendadak terasa cerah. Karena hatiku benar-benar terbuka dari kegelapan. Hari ini akan menjadi saksi kebersamaan di antara kami. Dan menjadi bukti, bahwa aku sangat mencintainya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More